Cari Blog Ini

Rabu, 27 Oktober 2021

Visi Misi dan Jadwal Pemilihan OSIS dan MPK SMA Negeri 2 Kupang


OSIS merupakan kepanjangan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah dimana merupakan wadah organisasi formal yang ada di sekolah. Organisasi ini dikelola dan dikembangkan oleh siswa/i terpilih dan berprestasi yang diawasi oleh MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) dibawah binaan Pembina Osis dan Waka Kesiswaan.

Dalam struktur organisasinya organisasi ini terdiri atas seorang ketua dan wakil ketua, Sekretaris, Bendahara dan para koordinator Seksi bidang beserta anggotanya dari siswa terpilih.

Masa bhakti OSIS Tahun Pelajaran 2021/2022 akan dimulai dengan pemilihan ketua dan wakil ketuanya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Dalam masa Pandemi Covid-19 saat ini, teknik pemilihan Ketua dan Wakil ini dilakukan dengan pengambilan suara secara online menggunakan e-voting.

Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pembelajaran pendidikan  demokrasi melalui pengalaman praktis dalam Pemilu OSIS. Pemilu OSIS dapat juga menjadi pembelajaran praktis  pelaksanaan Pemilu pada umumnya yang diharapkan nanti, bisa berjalan dengan lancar, jujur dan sukses dengan koneksi internet yang lancar tanpa kendala dengan dukungan dari semua pihak dan seluruh warga sekolah.

TATA CARA DAN JADWAL PEMILU KETUA OSIS dan MPK

  1. Panitia Pemilu  menyampaikan informasi dan persyaratan melalui media elektronik seperti Whatsapp 
  2. Bakal calon mendaftakan diri sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku
  3. Verifikasi dilaksanakan melalui 3 tahap sesuai dengan persyaratan
  4. Balon Ketua dan Wakil OSIS melakukan test, mulai dari verifikasi secara administrasi, Test tulis dan Tes Lisan/Wawancara yang dilaksanakan oleh Panitia berdasarka penyaringan oleh Pembina Osis
  5. Panitia Pelaksana meminta masing-masing Pasangan calon yang telah ditetapkan untuk membuat Visi, Misi, Program Unggulan dan Motto sebagai bahan kampanye berupa infografis untuk disampaikan kepada semua warga sekolah/calon pemilih
  6. Pengambilan suara akan dilaksanakan menggunakan smartphone atau laptop atau PC melalui e-voting dengan menggunakan google form. Suara/pemilih merupakan semua warga sekolah baik siswa/i dan para pendidik/guru mempunyai kesempatan untuk memberikan suaranya.
  7. Form akan diberikan atau dibagikan saat waktu pemilihan di laksanakan 
  8. Pelaksanaan Pemilihan
  9. Adapun Jadwal Pemilihan Calon Ketua OSIS dan Calon Ketua MPK sebagai berikut: 
    Tempat    : SMA Negeri 2 Kupang 
    Tanggal   : Kamis, 28 Oktober 2021
    Waktu     
    • Pukul 11.30-13.00 WITA  : Kelas X BHS, IPA, IPS kelompok A dan Kelas XII BHS, IPA, IPS Kelompok B
    • Pukul 13.00-14.00 WITA : Kelas X BHS, IPA, IPS Kelompok B dan Kelas XI BHS, IPA, IPS Kelompok B
    • Pukul 14.00-15.00 WITA : Kelas XI BHS, IPA, IPS Kelompok A dan Kelas XII BHS, IPA, IPS Kelompok A

    Penutup

    Adapun Visi dan Misi 13 Kandidat Calon Ketua OSIS dan MPK sebagai berikut :













    Continue reading Visi Misi dan Jadwal Pemilihan OSIS dan MPK SMA Negeri 2 Kupang

    Minggu, 24 Oktober 2021

    “Restitusi” Salah satu cara menanamkan disiplin positif pada siswa sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.

    Apa yang dipahami tentang RESTITUSI 

    Oleh : Meyke Paulus    

    Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)

    Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

    Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai. Kebiasaan kita selama ini, bila ada orang yang berlaku salah pada kita adalah langsung memaafkan, atau membuat mereka tidak nyaman. Kita cenderung  untuk berfokus  pada kesalahan daripada mencari  cara bagi mereka untuk memperbaiki diri. Kita lebih fokus pada bagaimana cara mereka membayar ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kesalahan mereka daripada mengembalikan harga diri mereka. Membuat kondisi menjadi impas, menjadi lebih penting daripada membuat situasi menjadi benar.

    Ilustrasi Gambar : Salah satu contoh yang terjadi saat pembelajaran Bahasa Jerman. Jam masuk sekolah selama proses tatap muka terbatas adalah pukul 08.00 WITA. Salah seorang siswa, baru masuk di Kelas pada pukul 08.15 dan Guru Bahasa Jerman tetap mempersilahkannya masuk. Para siswa lain tetap fokus mendengar penjelasan dari guru tersebut tanpa menghiraukan temannya itu. Tak lama kemudian siswa tersebut melanjutkan aksinya dengan meletakan kepala diatas meja dan tidur. Sang Guru hanya melihat tindakan siswa tersebut tanpa berkomentar, karena siswa yang lain sedang serius mendengar penjelasan dari sang guru tersebut. Bel berbunyi tanda usai jam pelajaran 1. Sang Guru lalu memanggil siswa tersebut, perihal tindakan yang telah dilakukan, yakni terlambat masuk kelas dan tidur di kelas.

    Ilustrasi Gambar : Komunikasi dilakukan dengan meminta penjelasan siswa tentang kejadian tadi dan siswa tersebut menuturkan hal hal yang dilakukan dan berdampak pada tindakan yang dilakukan hari ini. Dengan Respon positif guru dan meminta siswa merefleksi perbuatannnya, siswa menyadari semua tindakannya itu. Bahkan siswa sebaliknya bertanya mengapa ibu tidak menghukumnya atas kejadian tersebut, Guru memposisikan fungsi kontrol  dirinya sebagai Manajer, di mana guru berbuasesuatbersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

    Ada peluang luar biasa bagi siswa untuk bertumbuh ketika mereka melakukan kesalahan, bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar.  Siswa perlu bertanggung jawab atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di waktu yang akan datang. Ketika guru memecahkan masalah perilaku mereka, Siswa akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang berharga untuk hidup mereka. (Mey.doc)

    Continue reading “Restitusi” Salah satu cara menanamkan disiplin positif pada siswa sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.